Peristiwa G30S
tidak hanya menjadi tamparan bagi Republik Indonesia, masuknya faham komunis di
Indonesia juga terdengar hingga dunia internasional. Bahkan, dunia
internasional pun sempat terpukul dan ikut merasakan duka yang sedang dirasakan
oleh Indonesia. Yah, awan mendung yang dialami Indonesia karena peristiwa itu
pun akhirnya berjalan merambat ke negara-negara dunia. Banyak sekali surat yang
masuk melalui kedutaan bangsa-bangsa dunia yang berada di Indonesia. Salah satu
isi dari surat tersebut adalah memberi dukungan kepada Presiden Soekarno dan
memberi motivasi kepada Bung Karno bahwa semua itu pasti akan selesai.
Di antara
beberapa surat tersebut, adalah sosok Fidel Castro yang juga memberikan
perhatian penuh terhadap kasus G30S ini. Fidel Castro memang sudah lama
bersahabat dengan Bung Karno. Persahabatannya bahkan tidak hanya melalui
pertemuan fisik, tetapi juga melalui surat yang dikirimkan kepada kedutaan. Konon,
mereka berdua memang memiliki kesamaan, yaitu sama-sama bersifat progresif
revolusioner. Soekarno dan Fidel Castro sama-sama kiri, yaitu orang-orang
sosialis yang anti Nekolim. Maka jangan heran bila keduanya menjadi musuh atau
bahkan dimusuhi Amerika Serikat dan sekutunya.
Ternyata,
peristiwa G30S ini justru membuat hubungan mereka lebih akrab lagi. Bung Karno
sering kali curhat melalui surat, begitu juga Fidel. Salah satu isi dari
curahan hati Presiden Soekarno kepada Fidel Castro adalah surat berikut ini:
Presiden Republik Indonesia
P.J.M. Perdana Menteri Fidel Castro, Havana
Kawanku Fidel yang baik!
Lebih dulu saya
mengucapkan terima kasih atas suratmu yang dibawa oleh Duta Besar Hanafi kepada
saya.
Saya mengerti keprihatinan
saudara mengenai pembunuhan-pembunuhan di Indonesia, terutama sekali jika
dilihat dari jauh memang apa yang terjadi di Indonesia – yaitu apa yang saya
namakan Gestok dan yang kemudian diikuti oleh pembunuhan-pembunuhan yang
dilakukan oleh kaum kontra revolusioner, adalah amat merugikan Revolusi
Indonesia.
Tetapi saya dan
pembantu-pembantu saya, berjuang keras untuk mengembalikan gengsi pemerintahan
saya, dan gengsi Revolusi Indonesia. Perjuangan ini membutuhkan waktu dan
kegigihan yang tinggi. Saya harap saudara mengerti apa yang saya maksudkan, dan
dengan pengertian itu membantu perjuangan kami itu.
Dutabesar Hanafi saya kirim
ke Havana untuk memberikan penjelasan-penjelasan kepada saudara.
Sebenarnya Dutabesar
Hanafi masih saya butuhkan di Indonesia, tetapi saya berpendapat bahwa
persahabatan yang rapat antara Kuba dan Indonesia adalah amat penting pula
untuk bersama-sama menghadap musuh, yaitu Nekolim.
Sekian dahulu kawanku Fidel!
Salam hangat dari Rakyat Indonesia kepada
Rakyat Kuba, dan kepadamu sendiri!
Kawanmu
ttd
Sukarno
Jakarta, 26 Januari 1966
Tidak ada komentar:
Posting Komentar