Di awal sudah dijelaskan bahwa Bung Karno
adalah figur presiden yang murah senyum, ramah dan juga bersahabat. Jadi jangan
heran, bila Bung Karno memiliki relasi atau teman-teman yang sebagian besarnya
merupakan tokoh internasional. Salah satu sahabat dari Bung Karno adalah J.F.
Kennedy. Seperti yang sama-sama telah kita ketahui bahwa John Fitzgerald
Kennedy pernah menjadi presiden Amerika untuk periode 20 Januari 1961–22
November 1963. Selama tahun-tahun penting tersebutlah, Kennedy menjalin sebuah
persahabatan dengan Bung Karno. Sebenarnya, Kennedy sangat ingin bisa bermain
ke Indonesia untuk menemui Bung Karno, namun sayangnya, ajal terlebih dahulu
menjemputnya. Lalu bagaimana kedekatan tersebut bisa terjadi?.
Awal Persahabatan
Bung Karno Dengan Kennedy
Persahabatan
kedua presiden terhebat sepanjang zaman masa itu berawal dari sebuah sebuah serangan
udara dengan tembakan dari senjata Canon Caliber 23 mm dari Jet MiG-17 terhadap
istana negara. Serangan itu dilakukan oleh seorang anggota CIA yang bernama
Allen Pope.
Pada serangan
yang sungguh tidak manusiawi tersebut, akhirnya Allen Pope pun tertembak dan
jatuh di pulau Morotai. Presiden Amerika saat itu D. Dwight Eisenhower atau
Ike John akhirnya kelimpungan, karena dengan tertangkapnya pilot tersebut,
maka kedok AS pun terbuka. Ternyata, Amerika Serikat dan CIA memiliki peran
penting di balik pemberontakan separatisme di Indonesia.
Tentu saja, peristiwa
tertangkapnya Allen Pope adalah tamparan bagi Amerika. Sejak saat itu, Amerika
Serikat seringkali melakukan negosiasi dengan Indonesia yang intinya adalah Amerika
Serikat meminta agar Allan Pope dibebaskan. Namun sayangnya, tawar menawar
tersebut tidak menemukan titik terang. Bung Karno bersikeras untuk tidak menerima
tawaran Ike John. Pada bulan Juni 1960 pun, Ike John secara resmi mengundang
Bung Karno ke Amerika Serikat, tentunya untuk membahas pembebasan Allan Pope.
Usaha tersebut ternyata masih juga berlum berhasil.
Bung Karno
memang bukanlah orang yang mau didekte atau diatur-atur. Namun sikapnya
tersebut melunak ketika Amerika dipimpin oleh J.F. Kennedy. Ia mampu merangkul
Bung Karno. Bahkan dalam suatu kesempatan, Bung Karno sempat berkata, “ Kennedy
adalah presiden Amerika Serikat yang mau mengerti saya.”
Setelah melalui
pendekatan secara batin, Kennedy pun paham bahwa Indonesia sangat membutuhkan
seperangkat alat perang untuk mengambil Irian Barat. Itulah sebabnya, mengapa
Kennedy mengajak Bung Karno untuk mengunjungi pabrik pesawat Lockheed di Burbank,
California. Di tempat itulah, Kennedy memberikan 10 pesawat Hercules tipe B terdiri
dari 8 kargo dan 2 tanker kepada Bung Karno.
Bung Karno pun
memanfaatkan pemberian Kennedy tersebut untuk memperkuat armada dalam merebut
kembali Irian Barat. Pemberian Kennedy tidak berhenti sampai di situ saja, ia
juga mencukupi persedian pangan Indonesia selama perang memperjuangkan Irian
Barat dengan memberikan 37.000 ton beras dan ratusan senjata yang lengkap.
Namun sayangnya, hubungan persahabatan tersebut
kandas di tengah jalan setelah Kennedy terbunuh
pada 22 November 1963. Kennedy terbunuh saat sedang berada di Dallas. Saat
itu, Kennedy tewas seketika karena dya peluru bersarang di leher dan kepalanya.
Tentu saja awan mendung kesedihan bergelantungan di Amerika Serikat saat itu.
Mereka benar-benar merasa kehilangan figur pemimpin yang selama ini sangat
berjasa bagi Amerika Serikat.
Fakta dibalik tewasnya JFK dan lengsernya Bung
Karno:
Kronologi tewasnya JF Kennedy
Ada banyak dugaan mengenai terbunuhnya Kennedy,
namun salah satu alasan terkuat adalah sebuah konspirasi yang dilakukan oleh
Israel. Sebelum meninggal, Kennedy sempat menekan Perdana Menteri Israel pada saat
itu yang bernama David Ben Gurion mengenai nuklir. Pendapat tersebut
disampaikan oleh Moderchai Vanunu di dalam surat kabar mingguan London
berbahasa Arab Al-Hayatt.
Moderchai Vanunu adalah seorang mantan teknisi
pada reaktor nuklir Israel di Dimona, selatan Negev. Ia dipenjara setelah
ditangkap Mossad pada 1986 karena membocorkan rahasia nuklir Dimona kepada
harian Inggris Sunday Times.
Hubungan Antara Kematian Kennedy Dengan Lengsernya
Presiden Soekarno
Setelah Presiden John F. Kennedy meninggal
dunia, Amerika Serikat dengan Presiden barunya, segera menghentikan bantuan
kepada Indonesia. Tidak hanya itu saja, mereka justru membangun hubungan dengan
faksi-faksi militer Indonesia. Puncak usaha Amerika Serikat untuk meruntuhkan
Bung Karno adalah dengan usaha kudeta yang muncul pada bulan November 1956.
Seorang deputi Kepala Staf TNI AD Kolonel Zulkifli
Lubis berusaha untuk menundukkan Jakarta dan menggulingkan pemerintah. Namun akhirnya
usaha pun tersebut bisa digagalkan. Sementara itu, di Sumatera Utara dan
Sumatera Tengah militer berupaya saling mengambil-alih singgasana kekuasaan, namun
semuanya juga gagal berantakan. Cara kotor seperti itulah yang digunakan oleh
Amerika Serikat untuk mengganggu ketenangan Bung Karno. Berkat bantuan para
perwira yang masih menunjukkan kesetiaannya, Sang Presiden pun bisa mengatasi
situasi tersebut. Meskipun demikian, Amerika Serikat pun tidak gentar dan tidak
putus semangat untuk memporak porandakan kekuasaan Bung Karno.
Meskipun demikian, usaha Amerika Serikat cukup
membuat Bung Karno kerepotan. Terlebih ketika sektor konstelasi politik dalam
negeri Indonesia yang menjadi tidak stabil. Dibantu para perwira dalam negeri, Bung
Karno berupaya keras menciptakan kestabilan politik dalam negeri. Namun
sayangnya, kondisi tersebut tidak berubah sedikit pun, tapi malah cenderung
semakin rumit. Ditekan berbagai macam permasalahan di Indonesia dan
ditambah faktor kesehatannya yang memburuk, membuat Bung Karno tidak dapat
bertahan lagi. Akhirnya, pada 21 Juni 1970 Soekarno pun menghembuskan nafas
terakhir.