Selalu
tampil penuh dengan percaya diri, itulah yang bisa kita gambarkan tentang figur
presiden Soekarno ini. Beliau selalu tampil memukau dan seakan-akan memberikan
kesan positif di mata siapa saja yang melihatnya. Tidak cuman penampilan
fisiknya yang memiliki daya tarik kuat, namun presiden Soekarno juga memiliki
kemampuan dalam berpidato. Kemampuan beliau dalam berpidato tersebut telah
terbukti ketika beliau masih aktif dalam pergerakkan untuk memerdekakan
Indonesia. Tidak bisa dilupakan ketika beliau mampu membakar semangat para
pejuang dan pemuda dengan orasi atau pidatonya yang selalu berapi-api.
Ternyata
kemahirannya dalam berpidato tersebut merupakan bakat alami yang tidak bisa
luntur begitu saja, bahkan setelah beliau menjadi presiden pun, beliau masih
bisa tampil memukau dengan pidato-pidatonya. Kemahiran beliau inilah yang
membuat kagum beberapa negara di dunia, bukan hanya Asia saja tapi juga negara
nomor satu, Amerika dan PBB pun juga sempat kewalahan ketika berhadapan dengan
orasinya Bung Karno.
Bung
Karno tampil memukau dengan baju kebesaran berwarna putih. Beliau tampil dengan
disertai kopiah dan kacamata baca khasnya. Beliau tidak pernah mempedulikan
protokoler Sidang Umum.
Sudah
menjadi kebiasaan tiap kepala negara tampil sendiri saja, tapi kebiasaan itu
tidak berlaku untuk Soekarno. Untuk pertama kalinya. beliau tampil memukau
dengan mengajak ajudannya, Letkol (CPM) M. Sabur. Lima tahun berikutnya, mulai tanggal
1 Januari 1965, secara resmi Bung Karno menyatakan bahwa Indonesia keluar dari
PBB. Bung Karno tidak setuju ketika Malaysia yang merupakan antek kolonialisme
Inggris, dijadikan sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK)-PBB. Setelah
mendengar pernyataan dari Bung Karno tersebut, salah seorang Sekjen PBB yang
bernama U Thanh menangis sedih. U Thanh tidak pernah menyangka bahwa Bung Karno
akan kecewa dan marah seperti itu.
Bung
Karno memang terkenal sebagai seorang presiden yang sering kecewa terhadap cara
kerja DK-PBB. Hingga saat ini pun, kita bisa melihat bahwa kewenangan DK-PBB
yang terlalu luas tersebut terlihat sangat kontroversial. Misalnya, ketika Amerika
Serikat, Inggris dan Perancis bersama dengan Sekjen PBB Koffi Annan, memberikan
hukuman yang tidak berperikemanusiaan kepada Irak. Sebenarnya, Bung Karno
memang sudah lama sekali tidak menyukai struktur PBB yang didominasi oleh
negara-negara barat. Sudah lama memang Bung Karno tidak menyukai struktur PBB
yang didominasi negara-negara Barat, tanpa memperhitungkan representasi Dunia
Ketiga yang sukses unjuk kekuatan dan kekompakan melalui Konferensi Asia-Afrika
di Bandung tahun 1955. Itulah sebabnya mengapa Bung Karno selalu mengoreksi
setiap sikap PBB yang dirasa menyimpang dari tujuan awal dibentuknya PBB
tersebut. Tidak hanya itu saja, Bung Karno juga berusaha untuk terus memperjuangkan
diterimanya Cina, yang waktu itu diisolasi Barat.
“Kita
menghendaki PBB yang kuat dan universal, serta dapat bertugas sesuai dengan
fungsinya. Oleh sebab itulah, kami konsisten mendukung Cina,” kata
Bung Karno. Pola pikir kreatif Bung Karno saat itu memang benar.
Pada
waktu itu, Bung Karno memprediksikan bahwa suatu saat nanti Cina akan tumbuh
menjadi negara maju yang juga berpengaruh dalam perkembangan dunia. Sekarang
kita lihat saja, prediksi Bung Karno tersebut memang benar adanya. Para pakar
ekonomi bahkan mematok, beberapa dekade lagi, Cina akan memimpin dunia.
Gebrakkan
Bung Karno yang lainnya juga bisa kita lihat dalam pidato beliau yang berjudul To Build
the World Anew. Dalam pidatonya
tersebut, Bung Karno mengatakan “Adalah jelas, semua masalah besar di dunia kita
ini saling berkaitan. Kolonialisme berkaitan dengan keamanan; keamanan juga
berkaitan dengan masalah perdamaian dan perlucutan senjata; sementara
perlucutan senjata berkaitan pula dengan kemajuan perdamaian di negara-negara
belum berkembang,” ujar Sang Putra Fajar.
Salah
satu ciri khas dari Bung Karno adalah bahwa di mana pun di dunia, Bung Karno tidak
pernah lupa membawakan suara Dunia Ketiga dan aspirasi nasionalisme rakyatnya
sendiri. Itulah yang membuat orang berpikir bahwa Bung Karno adalah pelopor
perjuangan Dunia ketiga melalui Konrefensi Asia-Afrika atau KTT Gerakan
Nonblok.
Selain
tegas dalam berbicara, Bung Karno juga identik dengan sikapnya keras dan
disiplin. Tahukah Anda bahwa, Bung Karno pernah memarahi seorang jenderal besar
jago perang, Dwight Eisenhower, yang waktu itu menjadi Presiden AS dan sebagai
tuan rumah yang terlambat keluar dari ruang kerjanya di Gedung Putih dalam
kunjungan tahun 1956.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar