Minggu, 26 November 2006

Bung Karno, Sang Idaman Wanita


Banyak sekali kisah di dunia ini mengenai pemimpin atau presiden yang digilai atau menjadi pujaan wanita, seperti Kennedy misalnya, ada juga Bill Clinton yang pernah terlibat kasus dengan Monica Lewinsky dan masih banyak lagi. Ternyata di negara kita pun ada sosok figur presiden yang juga memiliki “penggemar” wanita. Presiden tersebut adalah Soekarno.
Sejarah mencatat bahwa kehidupan Bung Karno tidak pernah terlepas dari wanita. Perlu diketahui, bahwa pesona Soekarno  tidak hanya membuat gentar kaum kolonialis dan lawan-lawan politiknya. Tetapi juga sanggup meluluh lantakkan hati setiap wanita di jamannya. Beliau pandai sekali dalam menebarkan pesonanya di mata wanita.
Hampir setiap sisi kehidupannya, Bung Karno tidak pernah bisa dilepaskan dari wanita. Bahkan ketika beliau sedang berada di dalam penjara sekali pun, dia tetap menjadi incaran wanita. Apalagi ketika beliau berkuasa. Saat terpuruk dari kekuasaan dan hampir meninggal dunia sekalipun, beliau masih sempat - sempatnya duduk di pelaminan menyunting gadis belia.
Sebagai seorang Presiden yang memang penuh dengan kharisma dan juga pesona, maka tak salah jika di dalam perjalanan hidupnya, Bung Karno sering kali terlibat permasalahan dengan wanita. Tapi apakah semua itu mutlak salah Bung Karno?. Tidak ada yang bisa disalahkan dari sikap Bung Karno tersebut, karena Bung Karno hanya manusia biasa yang hanya bisa menerima apa yang telah diberikan Tuhan kepadanya. Lalu, di mana salahnya bila Bung Karno terlahir dengan penuh pesona.
Daya tarik dan pesona Bung Karno inilah yang sulit untuk ditolak oleh beberapa perempuan yang pernah hadir dalam kehidupan bapak proklamator Indonesia ini. Selain daya tarik dan pesona, apalagikah yang membuat Bung Karno selalu dikelilingi oleh wanita?.
Menurut Bambang Widjanarko, seorang ajudan yang telah dengan setia mendampingi Bung Karno dan tahu banyak tentang Bung Karno dan wanita-wanita di sekelilingnya. Menjelaskan bahwa alasan terkuat mengapa Bung Karno dicintai wanita adalah karena Bung Karno selalu dapat mencurahkan perhatiannya kepada wanita itu. Tentu saja tidak sembarang wanita. Biasanya, ia selalu rela mencurahkan waktu dan perhatiannya kepada wanita yang benar-benar dicintainya, seperti para isterinya.
Selain itu, Bambang juga mengungkapkan bahwa Bung karno memiliki daya tarik berupa taraf intelektualitasnya yang tinggi, serta sikap gallant (gagah) setiap kali ia berhadapan dengan dengan wanita, tak peduli tua atau muda. Kegagahan Bung Karno inilah yang pertama-tama akan membuat wanita senang dan juga merasa dihargai oleh Bung Karno. Sikapnya tersebut sempat beberapa kali tertangkap oleh kamera, seperti Bung Karno yang tidak segan-segan mengambilkan sendiri minuman bagi seorang tamu wanita, atau membantu memegang tangan wanita itu sewaktu turun dari mobil.
Bung Karno memiliki 9 isteri hingga akhir hidupnya. Ada yang bercerai karena tidak kuat dimadu dan ada pula yang masih menjadi isteri syah beliau hingga di akhir usianya.
Kepada Cindy Adams, Bung Karno pernah mengeluarkan pendapatnya mengenai dirinya dan wanita. Bahkan, secara lugas dan jelas Bung Karno berkata kepada Cindy,” I’m a very physical man. I must have sex everyday.
Bambang Widjanarko, juga mengatakan bahwa Bung Karno pernah berkata, “Ya, aku senang melihat wanita cantik. Aku akan merasa lebih berdosa bila berpura-pura dengan mengatakan tidak atau bersikap seakan tidak senang. Berpura-pura seperti itu namanya munafik dan aku tidak mau munafik.”
 Di saat yang berbeda, Bung Karno pun juga pernah mengatakan, “Aku menjunjung Nabi Besar. Aku mempelajari ucapan-ucapan beliau dengan teliti. Jadi, moralnya bagiku adalah: bukanlah suatu dosa atau tidak sopan kalau seseorang mengagumi perempuan yang cantik. Dan aku tidak malu berbuat begitu, karena melakukan itu pada hakekatnya aku memuji Tuhan dan memuji apa yang telah diciptakanNya.
Sebut saja kesembilan wanita yang pernah singgah di hati sang presiden, yaitu Siti Utari Tjokroaminoto, Inggit Ganarsih, Fatmawati, Hartini, Kartini Manopo, Naoko Nemoto yang kemudian berganti nama menjadi Ratnasari Dewi, Haryati, Yurike Sanger, dan Heldy Djafar, mereka semua memiliki paras yang benar-benar cantik.
Mengenai perbedaan usia, itu tidak pernah menjadi soal bagi sang presiden. Bung Karno pernah memperisteri wanita yang usianya lebih tua 15 tahun darinya (Inggit Ganarsih) hingga yang memiliki usia lebih muda 46 tahun darinya (Heldy Djafar). Semua tersebut telah tunduk dan jatuh ke dalam pesona Soekarno yang maha dahsyat.
Kepiawaian Sukarno mengambil hati wanita memang tidak diragukan lagi. Surat cinta, rayuan, dan sikap gentleman khas Sukarno menjadi hal yang masih dapat dikenang oleh istri dan mantan istrinya. Kendati beberapa diantaranya sudah bercerai dan menikah lagi dengan pria lain, mereka masih fasih membahasakan kembali sederetan kata indah yang pernah ditulis dan diucapkan oleh Sukarno.
Melihat tingkah Bung Karno yang sangat memuja wanita tersebut, beliau mendapatkan banyak sekali gelar. Beberapa gelar tersebut, di antaranya Arjuna, Casanava Cinta, dan Don Juan. Sedangkan dari pengagumnya yang berada di luar negeri, beliau dijuluki A Great Lover. Petualangan cintanya memang begitu terkenal, tidak hanya di dalam negeri tapi juga di mancanegara. Bahkan, pers barat dengan sinis menyebut beliau dalam istilah ”Le Grand Seducteur – tidak bisa melihat rok wanita tanpa bernafsu”.
Bagaimanapun penilaian kita pada pribadi Sukarno dan petualangan cintanya, Bung Karno tetaplah salah seorang figur yang patut kita hormati. Segala catatan atau track record miring tentang beliau hendaklah tidak menjadi alasan untuk menghujat beliau. Bung Karno sama seperti kita semua, beliau masih manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Mungkin “mudah jatuh cinta” adalah salah satu kesalahan terbesar beliau, tapi apakah benar bila satu kesalahan dapat menggugurkan ribuan kebaikan yang pernah beliau berikan untuk negeri tercinta ini?.
Wanita dan perjuangan Bung Karno memang tidak bisa dipisahkan. Salah satunya adalah perjuangan Inggit Ganarsih, seorang wanita yang juga berada di balik perjuangannya bagi bangsa ini. Bahkan, Bung Karno menyebut Inggit sebagai Srikandi Indonesia di depan khalayak ramai pada waktu Kongres Indonesia Raya di Surabaya tahun 1931. Tidak hanya Inggit juga, masih ada Fatmawati yang namanya juga tercatat sebagai pahlawan Indonesia dengan predikatnya yang teman berjuang Bung Karno.
Selanjutnya, ada nama Ratna Sari Dewi dalam buku Bung Karno Bapakku, Guruku, Sahabatku, Pemimpinku: Kenangan 100 Tahun Bung Karno, yang menyatakan bahwa sesungguhnya Sukarno adalah seorang pahlawan sejati yang hanya mencintai negara dan bangsanya.
Dalam wawancara dengan majalah Tempo pada tahun 1999, Hartini yang juga merupakan salah satu isteri Soekarno menceritakan mengenai kegemaran Sukarno kepada wanita cantik.
”Cintanya kepada wanita yang cantik adalah beban bagi saya. Walaupun saya sudah berusaha menerima dia sebagaimana adanya, dia sangat mencintai keindahan, termasuk keindahan dalam kecantikan wanita,” kata Hartini.
Malah bekas ajudannya, Bambang Widjanarko sebagaimana dilaporkan oleh majalah Tempo pernah berkata, ”Daya tarik dan daya intelektualnya yang tinggi menjadikan Sukarno seorang master dalam menakluk hati wanita.''

Tidak ada komentar:

Posting Komentar