Perjalanan hidup Soekarno dan wanita
tidak melulu tentang kisah cinta. Soekarno memang selalu memuji wanita, bukan
karena kecantikannya semata tapi juga karena rasa hormatnya. Seperti halnya
rasa kagum dan hormatnya kepada seorang wanita yang bernama Sarinah. Siapakah
sebernarnya sosok wanita yang bernama Sarinah itu?. Mengapa Soekarno begitu
mengagumi figur Sarinah?
Sarinah adalah seorang wanita yang
begitu sederhana. Sarinah adalah wanita desa yang bekerja di keluarga Soekarno
sebagai baby sitter atau pengasuh Seokarno semasa kecil. Wanita inilah
yang selalu mengajarkan cinta kepada Soekarno. Ia jugalah yang menanamkan rasa
hormat terhadap wanita di hati Soekarno.
Setiap hari, Sarinah selalu
menggendong dan meninabobokan Bung Karno dengan senandung-senandung yang berisi
pesan moral agar Soekarno kecil tumbuh menjadi seorang pria berkarisma dan
berbudi luhur. Selain jasanya yang besar karena sudah mengasuh Soekarno, Sarinah
juga telah berjasa karena ia berhasil menanamkan doktrin di dalam pikiran
Soekarno untuk mencintai rakyat dan kelak rakyatlah yang akan mencintai Bung
Karno.
Di saat kedua orang tua Soekarno
bekerja, Sarinahlah yang selalu menemani Soekarno. Kedua orang tua Soekarno
sudah sangat mempercayai Sarinah bahwa ia bisa mendidik anaknya untuk menjadi
seseorang yang berbudi baik, bertutur kata halus, ramah dan sopan serta bisa
menghargai juga menghormati orang lain.
Sarinah, adalah sosok wanita desa yang
sudah berusia senja. Wajahnya tak lagi cantik dan rambutnya pun sudah memutih. Meskipun
hanya berprofesi sebagai seorang pengasuh, namun Sarinah sudah dianggap sebagai
anggota keluarga sendiri oleh keluarga besar Soekarno. Rasa bangga sebagai
pengasuh orang besar, sudah terlihat dalam diri Sarinah ketika pertama kali ia
mengasuh Soekarno kecil. Sarinah selalu bekerja dengan sangat disiplin, ia juga
jujur sehingga sangat dipercaya oleh kedua orang tua Soekarno.
Kedekatan Bung Karno dengan Sarinah
tidak bisa tertuliskan dengan kata-kata lagi. Bagi Bung Karno, Sarinah adalah
seorang wanita yang benar-benar berjasa dan mampu memberi pengaruh terbesar
dalam kehidupannya. Salah satu hal yang diajarkan Sarinah kepada Bung Karno di
masa kecilnya adalah “Karno hal pertama kamu harus mencintai ibumu, lalu
cintailah rakyat jelata serta cintai manusia pada umumnya”
Setiap hari, Sarinah selalu
menanamkan kata-kata seperti itu di dalam diri Soekarno. Ibarat jamu, kalimat tersebut
pun menjadi sesuatu yang wajib diberikan kepada Soekarno. Sarinah selalu
mengatakan kata-kata seperti itu di pagi hari, sore hari bahkan di malam hari.
Ketika Soekarno hendak menikmati sarapan pagi, hingga ketika Soekarno hendak
makan malam.
Maka tidak berlebihan bila Bung
Karno selalu menganggap bahwa apa yang diberikan oleh Sarinah tersebut adalah
modal utamanya dalam bersikap. Karena dari Sarinah lah Bung Karno mendapat
pelajaran budi pekerti tentang hidup, tentang bagaimana mencintai dan
menghargai orang yang selama ini mencintai kita?, Tidaklah berlebihan bila para
sejarawan juga berpendapat bahwa nilai sopan santun dan tata krama seorang Bung
Karno berasal dari seorang pengasuh bayi yang bernama Sarinah.
Karena kedekatan Bung Karno dengan
Sarinah inilah yang membuat Bung Karno merangkum segala petuah-petuah Sarinah
ke dalam bukunya “Sarinah: Kewadjiban Wanita Dalam Perduangan Republik
Indonesia.” Selain itu karena begitu hormatnya Bung Karno kepada Sarinah, Bung
Karno pun mengabadikan nama Sarinah sebagai salah satu pusat perbelanjaan
terbesar pertama.
Tak hanya itu, nama Sarinah juga diabadikan
sebagai nama sebuah majalah wanita yang dulu cukup populer dan selalu
dicari-cari. Hal yang lebih menarik lagi adalah, nama Sarinah juga diabadikan
dalam sebuah langgam jawa yang dipopulerkan oleh Waldjinah yang berjudul “ O
Sarinah.” Adapun penggalan liriknya adalah sebagai berikut:
Sarinah ayu
Awak’ e lemu
Ngguya ngguyu
Opo gelem nah karo aku
Soekarno memang bukan pria
sembarangan. Dia begitu menghormati dan mencintai wanita. Tidak hanya bagi para isterinya, rasa hormat
tersebut juga ia tujukan pada wanita-wanita pada umumnya, terlebih bagi mereka
yang selalu mendukung kerja keras suami mereka. Tanpa para isteri, suami-suami
di pelosok dunia mana pun tak kan kuat bertahan dalam kerasnya perjuangan
hidup. Maka jangan heran, bila Bung Karno selalu menulis buku untuk para
isterinya sebagai rasa hormat dan rasa terima kasihnya. Dan jangan heran pula
bila Soekarno menulis buku tentang wanita Indonesia yang dipersembahkannya untuk
Sarinah, mengingat jasa Sarinah yang sudah membuat sosok Soekarno menjadi pribadi
yang lebih baik dari sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar